Teman Seperjalanan Adalah Nyawa Cadangan Kita

12518_10203185257647883_5495573843708801299_n

Dengan semakin maraknya ajakan trip perjalanan di sosial media seperti sekarang ini. Memudahkan kita untuk merencakan sebuah perjalanan. Tanpa perlu menyiapkan lebih detail kita bisa nebeng itinerary yang sudah disiapkan oleh orang lain. Atau sama saja kita tidak menyiapkan perjalanan itu dengan baik. Tanpa mempertimbangkan worst case yang mungkin terjadi dan kita temui selama perjalanan. Dengan kata lain kita menggantungkan nyawa kita pada orang lain, orang yang mungkin baru kita kenal di sosial media.

Maraknya undangan perjalanan di sosial media, potensi terjadinya kecelakaan selama perjalanan semakin tinggi. Lihat saja, sudah berapa kali kita seperti menyayat ujung jari sendiri saat mendengar seorang penggiat alam bebas meninggal karena kecelakaan. Dan mati dalam sebuah perjalanan yang kita rencakan bukanlah Takdir yang harus diterima lapang dada, karena ada campur tangan manusia didalamnya. Kita sendiri yang harus mempersiapkan baik secara ilmu maupun pengalaman yang harus terus kita upgrade.

Masih berlanjut akhir-akhir ini. Dari beberapa korban tersebut sering kita mendengar mereka adalah group baru yang berkenalan di social media kemudian mengadakan trip perjalanan bersama. Pemula maupun Pro, tidak menjamin siapa yang akan menjadi korbannya. Untuk itu kita harus mengenal dengan baik, siapa diri kita dan sampai mana batas kemampuan kita. Jangan malu untuk berhenti dan beristirahat atau bahkan turun ke basecamp jika sudah tidak mampu lagi.

Pernah satu kali saya memeluk tubuh sahabat yang tiba-tiba pingsan saat melahap trek Bremi ke Taman Hidup ditemani hujan lebat sepanjang perjalanan. Dan si kawan baru yang pingsan ini masih ngeyel untuk melajutkan perjalanan dan tidak mau barang bawaanya di bawa oleh teman lain. Memaksakan dibatas kemampuannya dan bukanya membuat nyaman tapi semakin merepotkan orang lain. Beruntung jika teman baru kita mau mengerti, bagaimana jika mereka lebih egois dengan meninggalkan kita yang dalam kondisi drop?.

Kenapa Teman seperjalanan adalah nyawa kedua kita?. Pernahkah kita sadari? Kawan baru yang kita temui sudah mengerti dengan tabiat kita, dengan kebiasaan kita, bahkan dengan kondisi fisik kita?. Dalam hal ini tidak bisa dilihat antara yang Pro dan Pemula, bahkan yang sudah mendaki puluhan gunung pun bisa saja dia drop pada salah satu perjalanan. Maka disaat kondisi seperti ini diperlukan sahabat yang mengerti benar tentang diri kita, bukan sahabat baru yang mungkin saja sedang dikejar target untuk mengoleksi foto puncak berikutnya, maupun dikejar target karena jadwal persawat pulang sudah dibeli.

Semoga dengan semakin mudahnya mencari informasi di internet, Tidak membuat kita lupa, bahwa nyawa kita cuma satu dan jangan pernah digantungkan lagi pada itinerary orang lain yang mungkin saja si pembuat itinerary tersebut tidak pernah mempersiapkan hal yang terburuk selama perjalanan. Kita sendiri yang yang harus menyiapkan ilmu dan kemampuan untuk menghadapi semua itu.

Salam, semoga bermanfaat,

Terima kasih untuk kumpul-kumpul bareng di Gathering #Pendaki Indonesia 2014 di HUT ke 17, semua tulisan ini adalah rangkuman dari sharing singkat bersama Kang Ori dan Komunitas #Pendaki Indonesia.

-hans-

@trihansdotcom http://www.trihans.com

3 responses to “Teman Seperjalanan Adalah Nyawa Cadangan Kita

Leave a comment